MUSI RAWAS, MSN – Dibawah kepepimpinan Bupati H. Hendra Gunawan (H2G), Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, empat tahun berturut turut selalu surplus beras. Tak hanya itu, bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) juga spektakuler (banyak digelontorkan red), demi menunjang tercapainya surplus beras dan menjaga eksistensi swasembada pangan.
Informasi dihimpun, tahun 2016 surplus beras mencapai 177.820 Ton, kemudian 2017 sebanyak 204.572 Ton, selanjutnya 2018 meningkat menjadi 208.495 Ton dan tahun 2019 terus meningkat mencapai 209.606 Ton beras.
Bukan hanya itu saja, bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) mulai dari pompa air, traktor roda dua, roda empat, rice tranplanter, cultivator, corn sheller, power thersher, combine harvester besar, combine mini, combine medium,
sarana angkut roda tiga, UPPO, excavator maupun mesin pencaca rumput dan lainya, Jauh lebih banya dibandingkan 10 tahun kebelakang.
Sarana dan prasana pertanian yang meliputi pembangun Jalan Usaha Tani (JUT), JITUT, pembangunan embung, sumur bor dan irigasi perpompaan juga terus meningkat. Tak cukup dengan itu saja, Pemerintah Kabupaten Mura
mengasuransikan usaha tani padi, sehingga petani yang mengalami gagal panen mendapatkan ganti rugi. Sebagai modal petani untuk menanam padi pada musim berikutnya.
Bukan hanya alsintan saja, Pemkab Mura juga memberikan bantuan benih bidang tanaman pangan, mulai padi sawah, padi gogo, jagung hibrida, kedelai dan kacang hijau. Begitu juga dengan di bidang holtikura, Pemkab Mura memberikan bantuan benih kepada petani, mulai bibit durian, alpukat, bawang merah, cabai, belimbing dan lainya.
Pada bidang peternakan juga tak luput dari perhatian, Pemkab Mura juga memberikan bantuan ternak kepada petani, mulai dari bantuan itik, ayam, kambing, sapi dan kambing. Bahkan, Distannak Mura melalui Puskeswan terus menyiapkan berbagai program agar peternak di Mura semakin maju. Mulai dari IB dan vaksinasi. Sedangkan, menghindari agar masyakarat di Kabupaten Mura
terhindar dari rabies, setiap tahun selalu dianggarkan untuk melakukan vaksinasi hewan penular rabies (HPR).
“”Selama empat tahun ini kami petani terasa dimanjakan, benih, pestisida, herbisida bantuan sarana dan prasana pertanian banyak digelontorkan. Maka
salah besar jika pertanian tidak diprioritaskan, mungkin tidak paham, atau memang tidak merasakan sebagai petani”, kata Sauludin, Ketua Gapoktan Warga
Tani, Kelurahan Sumberharta, saat dibincangi awak media kemarin.
Menurut ia, kerja keras petani dan support penuh oleh pemerintah, menjadikan Kabupaten Mura sebagai lumbung pangan di Provinsi Sumsel. Bahkan, produksi beras di Mura selalu surplus. Dimasa pandemi ini, Pemkab Mura juga menyalurkan bantuan beras kepada masyarakat yang terdampak Covid-19. Beras tersebut, merupakan produksi petani Mura, tidak membeli atau
mengambil dari daerah lain.
“Kalau surplus tapi bilang tidak surplus, ya itu tidak menghargai kaum petani. Mura ini sudah lumbung pangan, tidak perlu akan menjadi lumbung pangan, karena kita sudah bukan akan. Mulai dari olah tanah, tanam, sarana pasca
panen difasilitasi, jadi kurang apalagi dan ini harus dilanjutkan dan terus disempurnakan,” ungkap Sauludin.
Tak hanya itu, ia mengakui petani di Kelurahan Sumberharta yang terbagi menjadi 11 kelompok dan tergabung dalam Gapoktan Warga Tani, sudah merasakan berbagai bantuan, mulai dari pupuk, insektisida maupun sarana
prasana pertanian lainya.
“Jalan kesawah juga sudah banyak dibangun, begitu juga dengan irigasinya. Memang ada sebagian belum, namanya pembangunan
itu bertahap, makanya tidak cukup hanya lima tahun saja, namun harus dilanjutkan,” sampainya.
Sama halnya disampaikan, Muri Gapoktan Tambahasri, Desa Tambahasri Kecamatan Tugumulyo mengucapkan, terimakasih kepada Pemerintah
Kabupaten Mura yang telah mempriotitaskan pembangunan dibidang pertanian.
“Alhamdulillah kalau pertanian menurut saya sudah sangat maksimal, penyuluh juga luar biasa datang ke desa memberikan pembinaan kepada petani. Sarana
dan prasana dibantu, jadi tidak ada alasan lagi kalau sampai tidak dilanjutkan semua pembangunan ini,” imbuhnya.
Begitu juga yang dilontarkan oleh Ketua Kelompok Tani, Swasembada, Desa A Widodo Kecamatan Tugumulyo, Lastriono mengaku, perhatian pemerintah
Kabupaten Mura tehadap petani di Mura tidak diragukan lagi. Pasalnya, petani saat ini sudah merasakan hadirnya pemerintah ditengah-tengah petani.
“Bantuan selalu ada, bukan itu saja pembinaan juga terus. Kurang apalagi, petani gagal panen dapat ganti rugi melalui asuransi usaha tani padi (AUTP), dari klaim tersebut bisa untuk modal,” singkatnya.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Sedia Ruku, Desa Temuan Sari, Kecamatan Muara Kelingi, Deden Komaludin Mufti, mengatakan perhatian Pemkab Mura terhadap petani sudah cukup bagus dan merata. Bahkan, untuk di desanya
sudah banyak sekali bantuan yang digelontorkan.
“Sudah sangat bagus sekali,di desa kami saja sudah 500 an hektar bantuan bibit karet, belum sawit, belum bidang pertanian tanaman pangan, mulai dari
padi, jagung, kedelai dan kacang hijau dan sarana pertanian lainya. Semuanya itu bibit unggul,” ungkap Deden.
Bahkan, jalan usaha tani di desanya saat ini sudah mulus, beberapa tahun lalu motor pun sulit untuk mengakut hasil pertanian. Namun saat ini, mobil sedan pun bisa sampai ke kebun.
“Setiap tahun ada bantuan, jadi ini harus tetap dilanjutkan program-program yang bagus dan menyentuh para petani harus
dilanjutkan karena sudah terbukti bukan sekedar janji,” demikian tandasnya. (Rilis)