MURATARA, MSN – Guna mengantisipasi kekeringan air sawah tadah hujan di Desa Pauh, Kabupaten, Musi Rawas Utara (Muratara), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), pemerintah telah mengupayakan membuat sumur bor disamping lahan sawah.
Namun sayang, upaya pembuatan sumur bor yang diharapkan bisa mengatasi kekeringan belum bisa dirasakan masyarakat petani di desa setempat.
Salah satu warga Desa Pauh, Mualimin, Jumat 11/10/2019 saat dibincangi mengatakan, pemerintah tahun 2018 lalu sudah mengupayakan membuat sumur bor disamping lahan sawah guna memgantisifasi kekeringan, namun sumur bor yang sudah dibuat tidak satupun yang berfungsi, bahkan keberadaan mesinnya pun tidak tahu kemana.
“Sumur bor yang dibangun saat uji coba dulu hidup semua, dan semua ada mesinnya, tapi setelah itu mesin airnya sudah tidak ada, entah kemana,” katanya.
Diceritakannya, luas lahan sawah di desanya sekitar 1.300 hektar, tapi dengan dengan kondisi kemarau dan tidak berfungsinya sumur bor, maka hampir bisa dipastikan sawah yang sudah ditanami padi yang berusia sekitar 6 bulan ini gagal panen.
Diceritakannya, kalau kondisi cuaca normal, satu hektar sawah didesanya bisa menghasilkan 2 ton beras. Tapi dengan kondisi sekarang, satu hektarnya hanya bisa menghasilkan sekitar 100 kilogram beras, dan itupun tidak semua sawah yang bisa panen.
Diceritakannya, dirinya memiliki lahan sawah kurang dari satu hektar, namun hanya mampu panen sekitar 10 persen dari dari hasil maksimal. Menurutnya, dengan kondisi sekarang, belum ada pihak terkait yang meninjau areal persawahan yang kekeringan di desanya.
“Setahu saya, sampai sekarang belum ada pihak pemerintah yang meninjau lahan sawah ini,” katanya.
Mualimin berharap, pemerintah cepat tanggap dan bisa membangun saluran irigasi serta bisa membantu bibit padi agar masyarakat di desanya kembali bisa menamam padi dua kali dalam satu tahunya.
Hal senada diungkapkan Adil Fitri, dia mengaku memiliki lahan sawah tadah hujan kurang dari dua hektar, namun lahan miliknya yang sudah ditanami padi itu tidak bisa panen sama sekali.
“Lihat saja pak, padinya kering dan hangus karena panas, jadi apanya yang mau dipanen,” katanya mengeluh. (Amsul)