LUBUKLINGGAU, MSN – Program Gerakan Perempuan Menanam (GPM) yang merupakan agenda yang telah dilaksanakan tahunan diwilayah Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan, sedikit berbeda dengan program Nasional kebanyakan.
TP PKK kota Lubuklinggau bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kota Lubuklinggau kembali melaksanakan program GPM, pada program ini para ibu diupayakan khusus menanam buah”, Ketua TP PKK, Hj Yetti Oktarina, (21/11/2017).
Dia menganjurkan agar disetiap wilayak kecamatan di Kota Lubuklinggau agar menanam jenis buah yang berbeda, agar setiap wilayah memiliki ciri khas sentra buah.
“Alhamdulillah programn ini sudah berjalan tiga tahun artinya sudah lebi dari 20.000 bibit buah yang disebar diseluruh Kota Lubuklinggau,” kata isteri Walikota Lubuklinggau ini.
Dikatakan, program tahun ini lebih banyak daripada tahun sebelumnya, sebab dua tahun lalu hanya menargetkan satu kelurahan 100 tanaman buah yang ditanam.
Saat ini ada sejumlah Kelurahan yang dijadikan sentral khusus tanaman buah-buahan, yakni sentral tebu di Kelurahan Margarahayu wilayah Kecamatan Lubuklinggau Selatan II yang ditanam 1.500 tebu.
“Di kelurahan Batu Urip wilayah Kecamatan Lubuklinggau Utara II ditamam 500 tebu. “Di Kelurahan Perumnas Rahma kita tanam 2.000 tebu,” terangnya.
Sebelumnya dilakukan penanaman di Kelurahan Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuklinggau Barat I dan Kelurahan Jukung diwilayah Kecamatan Lubuklinggau Selatan I.
Hari hari ini dilaksanakan di Kelurahan Puncak Kemuning Kecamatan Lubuklinggau Utara II dan Kelurahan Sidorejo Kecamatan Lubuklinggau Barat II.
Kabid Sarana Prasarana Dinas Pertanian, Kota Lubuklinggau, Hj Eliawati menerangkan, pembagian itu dilakukan Kecamatan Lubuklinggau Barat 1, sebanyak 1.100 batang.
“Kecamatan Lubuklinggau Selatan 1, Bibit nanas madu , Kecamatan Lubuklinggau Utara II 1.000 batang bibit melinjo, Kecamatan Lubuklinggau Barat II, 800 bibit jambu jamaika”, Terangnya.
Diterangkannya, Penanaman bibit buah-buahan diwilayah Kelurahan Lubuk Tanjung wilayah Kecamatan Lubuklinggau Barat I, kemarin seharusnya ditanam tanaman buah jenis pokat, namun karena tanah diwilayah itu masih banyak yang bisa ditanam dan juga ada beberapa rumah penduduk yang tidak bisa ditanam buah-buahan itu, maka disesuaikan dengan keadaan”, Kisahnya. (Amsul)