REJANG LEBONG, MSN – Warga di beberapa desa di Kecamatan Padang Ulak Tanding (PUT) Kabupaten Rejang Lebong, Propinsi Bengkulu, diantaranya Desa Muara Telita,Taba Tinggi, Kelurahan Pasar PUT, Simpang Guru Agung saat ini sedang dilanda krisis air bersih, jumat (28/6/2019).
Krisis air bersih ini bukan lantaran musim kemarau, melainkan karena tidak mengalirnya air dari pipa PDAM yang ada di Kecamatan PUT.
Akibat tidak adanya persediaan air bersih tersebut, masyarakat di Kecamatan PUT terpaksa mengambil air dari Sungai Kelingi, Sungai Belumai dan beberapa anak sungai, namun kwalitas kebersihan airnya sangat diragukan atau tidak layak konsumsi.
Selain beberapa rumah yang berada di desa yang kesulitan air bersih, beberapa perkantoran yang ada di Kecamatan PUT juga ikut meradang akibat tidak adanya pasokan air bersih, sehingga harus membawa air dari luar.
Mustar (35) salah satu warga di Kecamatan PUT mengatakan, beberapa hari ini dirinya bersama warga yang lain terpaksa mengambil air dari Sungai Belumai yang jarak tempuhnya hingga 3 km lebih.
“Ya terpaksa mengambil air Sungai Belumai untuk kebutuhan air minum, mencuci serta untuk buang air besar, sebab tidak ada stok air di rumah,” katanya.
Dijelaskanya, di belakang desa kita juga ada sungai Kelingi, tapi airnya tidak higenis alias kotor, jadi terpaksa ke sungai yang lebih jauh untuk mendapatkan air bersih.
Selain itu, masyarakat di Kecamatan PUT juga terpaksa mengambil air dari aliran air rawa-rawa yang jaraknya juga cukup jauh dan terpaksa mengangkut air menggunakan jerigen dan diangkut dengan sepeda motor.
Seperti yang di lakoni oleh Dona Warga (30), Warga Desa Taba Tinggi yang harus bolak balik mengangkut air dengan sepeda motor untuk mencukupi kebutuhan air bersih di rumahnya. Sehari minimal lima hingga enam kali mengangkut air menggunakan jerigen,” jelas Dona.
Air ini dari air rawa rawa karena sumber mata air ini yang jaraknya lumayan dekat, sekitar 1 km dari rumah,” ungkapnya.
Kami selaku masyarakat yang tinggal di Kecamatan PUT mengharapkan perhatian serius dari Pemerintah Kabupatem Rejang Lebong atas permasalahan ini,” harapnya.
Sementara itu, Direktur PDAM Tirta Darma Kabupten Rejang Lebong Orin ST MT mengatakan, pihaknya pernah menggunakan alat hitrolis untuk menyedot air dari pipa, namun posisi di wilayah Kecamatan PUT sendiri rendah, sehingga harus menggunakan energi.
Selain itu, kita juga sudah berkordinasi dengan pihak PDAM Lubuklinggau, namun tidak ada jawaban dan tidak ada kordinasinya,” jelas Orin.
“Mereka menganggap air itu hak mereka karena pipa milik mereka,” ungkap Direktur PDAM Rejang Lebong.
“Ke depanya kami sebagai masyarakat yang memiliki sumber Air berharap PDAM Lubuklinggau bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat di Kabupaten Rejang Lebong,” pungkasnya. (Mansur)