MUSIRAWAS, MSN – Dari 200 KK yang ada di Trans 10, Desa Sungai Naik, Kecamatan BTS Ulu, Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, sekarang tinggal 60 KK warga Trans 10 yang masih bertahan, banyaknya masyarakat yang pindah dipicu karena kondisi jalan yang rusak dan pembangunan jembatan yang tak kunjung selesai.
Kepala Desa Sungai Naik, Apri mengatakan, jembatan sungai naik itu mulai dibangun tahun 2012 dan ditargetkan tahun 2017 kemarin selesai, namun sangat disayang, hingga pergantian tahun belum juga selesai.
Selalin itu, lanjutnya, jalan Trans SP 10 Sungai Naik merupakan akses jalan satu-satunya menuju Desa Mulya Harjo, dengan kondisi jalan yang rusak parah ini bisa menghambat aktifitas masyarakat yang hendak melalui jalan itu”, katanya.
Padahal, lanjutnya, masyarakat sangat berharap pembangunan jembatan itu secepatnya diselesaikan agar aktifitas masyarakat tidak terhambat.
Diceritakannya, sekitar tiga bulan lalu, pondasi jembatan mulai dipasang besi dan diatas jembatan mulai dihamparkan besi, namun sampai sekarang hamparan besi itu terkesan dibiarkan, dan pengerjaan pembangunan jembatan itu hingga sekarang terhenti.
“Pihak pemborong sampai sekarang masih sebatas janji akan menyelesaikan pembangunan jembatan, tapi sampai sekarang belum juga dikerjakan”, papar Apri.
Diceritakannya, belum selesainya jembatan itu maka siswa Sekolah Dasar kelas IV, V, VI yang hendak bersekolah di Desa Sungai Naik terpaksa menyembarangi sungai dengan menaiki rakit dengan ongkos yang tidak murah. Kalau siswa kelasi I, II, III tetap bersekolah di Tran SP 10, sebeb sekolah SD di Tran 10 hanya bisa menampung siswa kelas I, II dan III.
“Sekali nyemberang, ongkos naik rakit 20.000, untu satu siswa dan sepeda motornya, artinya kalau pulang pergi 40 ribu”, paparnya. (Taul/Nasrullah)