MUSI RAWAS, MSN – 13 ribu hektar lahan persawahan petani di Kabupaten Musi Rawas (Mura), Provinsi Sumatera Selatan, berpotensi mengalami kekeringan.
Hal itu diketahui berdasarkan hasil mitigasi dan monitoring kekeringan lahan persawahan di Desa Sukaraya, Kecamatan STL Ulu Terawas, pada bulan Juli 2019, Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Mura, Tohirin, SP, Rabu (31/7/2019).
“Total baku sawah (eksisting) di Kabupaten Mura seluas 22.640 hektar, yang berpotensi mengalami kekeringan seluas 13 ribu hektar atau 57 persen,” ungkap Tohirin.
Untuk sebaran lahan persawahan yang berpotensi kekeringan, lanjut Tohirin tersebar di 13 kecamatan di kabupaten Musi Rawas seperti di Kecamatan STL Ulu Terawas sawah yang berpotensi kekeringan 2.465 ha dari luas baku sawah (eksisting) 4.260 ha, Selangit 124 ha dari lahan eksisting 212 ha. Sumberharta seluas 1.809 ha dari 3.303 ha dan kecamatan Tugumulyo 2.055 ha dari 2.833 ha.
Selanjutnya, Kecamatan Purwodadi 931 ha dari 1.645 ha. Muara Beliti 1.131 ha dari 2.108 ha. Jayaloka 32 ha dari 51 ha. Sukakarya 142 ha dari 237 ha. Muara Kelingi 429 ha dari 868 ha. Bts Ulu seluas 237 ha dari 490 ha. Tuah Negeri seluas 217 ha dari luas eksisting 471 ha. Muara Lakitan 315 ha dari 563 ha dan Kecamatan Megang Sakti 3.113 ha dari luas keseluruhan lahan persawahan 5.239 ha.
Dikatakan, dari 13 ribu hektar lahan persawahan ini, ada 3.203 Ha lahan (25%) yang sudah tertanam dan 9.797 ha (75%) yang melakukan penundaan penanaman karena sulitnya melakukan pengelolaan tanah dan tanaman padi muda rentan terhadap kekurangan air.
”Dari hasil mitigasi dan pemantauan terdapat beberapa penyebab kekeringan diantaranya, saat ini musim kemarau sehingga debid air menjadi berkurang dan suhu udara yang sangat panas sehingga lahan persawahan membutuhkan asupan air yang lebih, khususnya pada sawah tadah hujan. Penyebab lainnya yakni ada sebagian wilayah yang saat ini sedang melaksanakan perbaikan saluran irigasi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, berkurangnya debit air disaluran irigasi juga dipicu oleh penggunaan air irigasi oleh petani kolam air deras yang tidak mengembalikan ke saluran irigasi semua, hasinya semakin ke hilir air akan semakin berkurang.
”Berdasarkan hasil rapat penyelesaian persoalan pemanfaatan air daerah irigasi kelingi, ada 285 kolam air deras dengan luas total 336,18 ha yang mengkonsumsi 4,03 m3/detik sementara debid air DI Kelingi mencapai 17,15 m3/detik, sehingga untuk persawahan sekitar 12 m3/detik,” papar Tohirin.
Terkait dengan persoalan kekeringan ini, Tohirin melanjutkan pihaknya akan terus melakukan upaya-upaya agar lahan perawahan ini tidak mengalami kekeringan dan pada akhirnya dapat menyebabkan gagal panen dan berimbas pada produktifitas gabah di kabupaten Musi Rawas.
”Untuk saat ini, kami bersama opd terkait terus mencari potensi air seperti aliran sungat atau sumur untuk dipompa untuk mengaliri lahan persawahan dan terkahir mengajak seluruh petani berdoa agar segera turun hujan,” pungkasnya. (Amsul)